" Untuk pria yang saat ini sedang berjuang bersamaku "
Selamat malam, saat ini mungkin kamu sudah terlelap dalam mimpimu
Ditengah tumpukan tugas yang berserakan entah mengapa pikiran tentangmu tiba- tiba muncul memenuhi otakku, aku mencoba untuk mengalihkan pikiranku kembali ke tugas- tugas yang masih menumpuk. Namun tampaknya usahaku untuk menghilangkanmu dari otakku sia- sia saja, karena nyatanya kamu masih ada disana; memenuhi otakku.
Mungkin karena aku merindukanmu, saat aku berkata demikian mungkin kamu akan langsung menjawab " bukankah kita sering bertemu ? setidaknya aku selalu menghubungimu " ya, memang kita bertemu, memang kita selalu berkomunikasi, baik melalui pesan singkat ataupun melalui panggilan telepon. Tapi pernahkah kamu melihat kualitas dari komunikasi itu ? Rindu ini ini bukan disebabkan karena kamu tidak pernah menghubungiku. Bukan itu sebabnya, melainkan karena aku mulai merasa kehilangan kualitasnya.
Bukan. Ini memang bukan salahmu. kamu tidak bersalah dalam hal ini. Karena memang bukan salahmu. Kamu adalah pria hebat yang pernah aku kenal. kamu selalu berusaha menjaga perasaanku, ya kamu selalu menghubungiku bahkan disaat kamu sangat sibuk, kamu masih sempat menghubungiku. Mungkin ini adalah salahku yang terlalu bergantung padamu. Maaf, bukan aku tidak bisa membiasakan diri tanpa kamu. melainkan karena aku memang tidak mau untuk membiasakan diri tanpa kamu.
Keadaan ini bisa saja terjadi karena saat ini kita sedang sama- sama berjuang untuk sebuah mimpi kita. Ada banyak mimpi yang harus kita capai. Perlu perjuangan yang keras untuk mencapainya. kita sama- sama disibukkan untuk mencapainya, keadaan inilah yang membuat kita kehilangan waktu untuk bersama.
Aku tidak pernah menyesalinya. aku tidak pernah menyesal mengenalmu. sekalipun aku diberi pilihan untuk bisa mengulang waktu maka aku akan tetap memilih jalan ini. Kamu adalah seorang pria hebat, pria terbaik yang pernah menemaniku. Kamu menjadi salah satu alasanku untuk tetap bertahan disini selain orang tuaku. Ada banyak mimpi yang ingin aku capai bersamamu.
Walaupun aku tidak pernah tahu bagaimana takdir kita. Aku berharap kamu adalah takdirku. seandainya memang kamu bukan menjadi takdirku, aku hanya meminta supaya Tuhan selalu membahagiakamu seperti yang kamu lakukan kepadaku.
Selamat malam, saat ini mungkin kamu sudah terlelap dalam mimpimu
Ditengah tumpukan tugas yang berserakan entah mengapa pikiran tentangmu tiba- tiba muncul memenuhi otakku, aku mencoba untuk mengalihkan pikiranku kembali ke tugas- tugas yang masih menumpuk. Namun tampaknya usahaku untuk menghilangkanmu dari otakku sia- sia saja, karena nyatanya kamu masih ada disana; memenuhi otakku.
Mungkin karena aku merindukanmu, saat aku berkata demikian mungkin kamu akan langsung menjawab " bukankah kita sering bertemu ? setidaknya aku selalu menghubungimu " ya, memang kita bertemu, memang kita selalu berkomunikasi, baik melalui pesan singkat ataupun melalui panggilan telepon. Tapi pernahkah kamu melihat kualitas dari komunikasi itu ? Rindu ini ini bukan disebabkan karena kamu tidak pernah menghubungiku. Bukan itu sebabnya, melainkan karena aku mulai merasa kehilangan kualitasnya.
Bukan. Ini memang bukan salahmu. kamu tidak bersalah dalam hal ini. Karena memang bukan salahmu. Kamu adalah pria hebat yang pernah aku kenal. kamu selalu berusaha menjaga perasaanku, ya kamu selalu menghubungiku bahkan disaat kamu sangat sibuk, kamu masih sempat menghubungiku. Mungkin ini adalah salahku yang terlalu bergantung padamu. Maaf, bukan aku tidak bisa membiasakan diri tanpa kamu. melainkan karena aku memang tidak mau untuk membiasakan diri tanpa kamu.
Keadaan ini bisa saja terjadi karena saat ini kita sedang sama- sama berjuang untuk sebuah mimpi kita. Ada banyak mimpi yang harus kita capai. Perlu perjuangan yang keras untuk mencapainya. kita sama- sama disibukkan untuk mencapainya, keadaan inilah yang membuat kita kehilangan waktu untuk bersama.
Aku tidak pernah menyesalinya. aku tidak pernah menyesal mengenalmu. sekalipun aku diberi pilihan untuk bisa mengulang waktu maka aku akan tetap memilih jalan ini. Kamu adalah seorang pria hebat, pria terbaik yang pernah menemaniku. Kamu menjadi salah satu alasanku untuk tetap bertahan disini selain orang tuaku. Ada banyak mimpi yang ingin aku capai bersamamu.
Walaupun aku tidak pernah tahu bagaimana takdir kita. Aku berharap kamu adalah takdirku. seandainya memang kamu bukan menjadi takdirku, aku hanya meminta supaya Tuhan selalu membahagiakamu seperti yang kamu lakukan kepadaku.
Terimakasih telah bersedia untuk menemaniku. Semoga kamu tidak lelah untuk menerima segala kekuranganku. Kamu akan menjadi seseorang yang selalu memenuhi otakku :')